Selasa, 08 Oktober 2013

hakkenden : 'i will protect u' chapter 2



Author            : Seiya Aya
Rating             : T (cari aman)
Pair                 : Rio >< Shino >< Sousuke
Type               : romance
Warning         : OOC, Ai-shounen, yaoi, EYD, geje, ambigu, typo

Ciossu.
Sampai juga di chapter yang kedua ini. Sebenernya aku masih bingung mau bikin berapa chapter. Yaah… tergantung situasi dan kondisi juga sih. Lagipula lagi banyak banget kegiatan. Jadi bikin fanfic ini Cuma selingan di antara tugas2 kuliah yang lain
Satu hal yang aku takutkan dari membuat fanfic.
.
Takut kalo salah nulis ke tugas dan di kumpul ke dosen. Haduuuu…. Ntar dosennya malah jadi pembaca setia fanfic ku ni..
Yang benar saja….. *digamparsemuadosen

_Monggo_
“meninggal? Mereka semua? Kelima pendaki itu?” Tanya Shino dengan nada yang tidak percaya
“bukankah sudah kuberitahu tadi, mereka semua meninggal, sekitar seminggu setelah mereka turun dari gunung itu” jelas Rio yang berusaha sabar mengahadapi ke-lemotan makhluk di depannya ini
Apa mungkin dewa kera yang membinasakan mereka? Tapi bukankah dewa seharusnya melindungi manusia? Bukannya membunuh manusia! Pasti ada yang tidak beres. Hal ini semakin aneh saja__benak Shino
“Shino?” Tanya Rio yang sedari tadi sosok mungil di depan mejanya ini hanya terdiam seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Sedangkan Shino?? Tentu saja masih tenggelam dalam pikirannya sendiri, tak sadar bahwa sedari tadi Rio terus saja memanggilnya
Di dalam benak Shino, ia terus saja memikirkan tentang peristiwa itu. “Gunung itu juga aneh, mengapa hujan hanya ada di gunung itu, apa yang sebenarnya terjadi, kalo begini sebaiknya ak—“
“woi….. apa yang mau kamu lakukan Rio?” sontak Shino yang mendapati wajah Rio yang kini hanya berjarak satu jengkal saja dari wajahnya yang kini merah padam
“kamu masih hidup? Aku panggil dari tadi kau hanya diam saja, makanya aku putuskan seperti itu, tapi tanggung tinggal sejengkal lagi pasti kena” jawab Rio ringan sembari menampakkan senyum nakalnya kepada Shino yang saat ini, uh…. Wajahnya manis sekali dengan warna merah yang menghiasi wajah mungilnya itu
“sudah kubilang berkali-kali, jangan perlakukan aku seperti itu, benar-benar membuat bulu kuduk berdiri” dan tenyata memang benar, bulu kuduk Shino berdiri semua “lihat nih….” Kata Shino seraya menunjukkan lengannya yang putih dan semulus sutra itu (oke bagian ini agak lebay, maafkan saya :p)
Bagaimana dengan Rio? Sudah tentu pria yang satu ini hanya menyeringai nakal kepada sosok mungil di depannya itu
“jadi, apa yang kau pikirkan?” Tanya Rio kemudian
“peristiwa itu benar-benar membuatku penasaran, sebenarnya ada yang ingin aku selidiki di gunung itu karena itu aku kemari untuk meminta uang saku tambahan kepadamu” jelas Shino yang kini sudah mulai kembali ke dirinya semula.
“kalau soal itu gak masalah, tapi apa kau berani pergi sendirian ke tempat itu? Lumayan jauh aku pikir. Apa aku perlu memanggil Sousuke dari tugasnya untuk menjagamu?” tawar Rio khawatir
Sebenarnya Rio gak rela bila Shino harus berduaan dengan Sousuke. Orang yang menurutnya adalah saingan terbesar baginya untuk mendekati dan memiliki Shino. Hamaji tak perlu dikhawatirkan, baginya pesona Hamaji itu sangat jauh dari pesonya yang dimiliki Rio ataupun Sousuke.
“hahahahaha, tak perlu mengajaknya. Aku sendiri bisa menjaga diriku. Begini-begini usiaku sudah 17 tahun. Yaah… walau aku harus terjebak di tubuh 12 tahun ini selamanya” ujar Shino
Haduuuhhh…. Anak yang satu ini. Dia sama sekali tidak sadar kalau wajahnya yang manis, kawai dan menggemaskan ini sangat rentan oleh orang-orang berpikiran negative yang ada di luar sana. Memang Shino ini lemot atau telmi sih…__batin Rio
“tapi tetap saja, aku tidak mungkin membiarkanmu keluar jauh tanpa penjagaan. Apalagi itu sudah merupakan tugasku sebagai penjagamu. Karena itu, aku akan menemani perjalanmu” tawar Rio
“tidak usah…” kemudian Shino mengangkat tangan kanannya ke depan yang sedetik kemudian munculah tato dengan symbol yang terukir di tangannya. Dan tak lama kemudian keluarlah sesosok tubuh dari lengan indah milik Shino itu. Bagi yang sudah tau cerita Hakkenden kalian sudah tau apa yang keluar dari tangan Shino itu. Dan bagi yang belum sempat menonton Hakkenden, sosok tubuh yang keluar dari tangan itu adalah gagak hitam yang memiliki nama murasame. Perlu diketahui, murasame itu adalah pedang gaib yang konon merupakan senjata terkuat yang pernah ada dan sanggup membelah dunia ini apabila besungguh-sungguh mengeluarkan kekuatan dari pedang ini
“ada murasame, kaak,,” sahut gagak hitam itu, yang kemudian terbang ke meja kerja Rio
“tenang saja, aku bersama dengan murasame, jadi tidak akan kenapa-kenapa” ujar Shino meyakinkan Rio
Memang bocah yang satu ini tidak mengerti keadaan. Rio tidak habis pikir bagaiman jika Shino berjalan sendirian tanpa ada yang menemaninya. Padahal dengan wajah dan tubuhnya yang menggoda iman itu pasti membawa masalah baginya.
“tetap saja, maksudku orang yang menemanimu, bukan roh” kata Rio dengan menekankan kata ‘orang’ pada kalimatnya itu
Mendengar itu Shino hanya tersenyum, lebih terlihat senyum nakal yang tentu saja membuat jantung Rio berdetak hebat karenanya
“hahahaha, dasar Rio. Selama aku memegang murasame tidak aka nada yang bisa mengalahkanku. Lagipula kau sendiri ada panggilan dari gereja pusat bukan?” sahut Shino sembari tersenyum lebar
Memang benar, minggu ini Rio mendapat panggilan dari gereja pusat. Yah… memang berat bagi Rio yang merupakan item penting bagi pergerakan gereja pusat. Selain wajahnya yang tampan ia juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Di usianya yang masih sangat muda, ia telah menjadi salah satu sosok penting dari gereja pusat.
Mendengar jawaban Shino baru Rio sadar, memang ia harus dating ke gereja pusat. Jika saja tidak ada hal yang penting, sudah pasti ia lebih memilih menemani Shino daripada ke tempat yang dari dulu tidak membuatnya nyaman.
“Rio?” Tanya Shino yang melihat Rio terdiam
“…” yang ditanyai masih saja berkutat di pikirannya sendiri
“oii…..” sentak Shino sedikit keras sembari melambaikan tangan mungilnya di hadapan Rio
“maaf…maaf Shino, hmm… memang benar, urusan ini tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Apa benar kau ingin pergi sendirian?” Tanya Rio lagi untuk memastikan
“tentu saja” sahut Shino mantap
“baiklah, berapa yang kamu butuhkan untuk perjalanmu?” Tanya Rio lagi
“yang penting cukup untuk pulang pergi, makan, menginap, beli oleh oleh, beli snack, dan lain-lainnya” kata Shino yang bersemangat memberikan rincian kebutuhannya
“hahahahahaha, dasar kau ini. Mau menyelidiki atau mau piknik?” kata Rio yang tak bisa menahan tawa lagi
“sudah pasti keduanya donk, kapan lagi aku bisa pergi jauh sendirian” kata Shino yang tak menggubris tawa Rio, ia hanya melanjutkan mengira-ngira apa yang dibutuhkannya dalam perjalanan ini sambil menghitung dengan jarinya
“baik-baik tuan muda, dasar. Mau berangkat kapan kau Shino, mau sekalian aku pesankan tiket?” Tanya Rio lagi
“secepatnya, memang maksudku untuk kamu yang memesankan tiket kereta untukku, keberatan?” Tanya Shino masih dengan lagak bossynya
Anak ini… sudah minta uang, masih saja nyuruh-nyuruh orang seenakknya. Tapi karena manis Rio senang-senang saja tuh dibegitukan. Dasar, kalo cinta sudah berbicara---apaan ni…???
“iya.. iya… nanti aku minta asistenku untuk mencarikan tiket untukmu.” Kata Rio lagi tepat saat itu terdengar ketukan pintu dari depan ruang kerjanya. “masuk saja” ujarnya lagi
Masuklah seorang pemuda dengan pakaian serba putih dengan rambut kuning pendeknya berjalan ke arah Rio dan Shino
“hey Rio, bukannya kau seharusnya sudah berangkat ke gereja pusat? Apa kau ingin membuat mereka merecoki aku karena kau terlambat dating?” keluh pemuda itu
“dasar para orang tua, apa mereka tidak bisa melakukan apa-apa jika tanpaku?” sekarang Rio yang mengeluh
“hahaha, begitulah para orang tua di gereja pusat. Kau tahu sendiri mereka seperti apa” canda pemuda berpakaian putih itu
“kalau begitu apa kau mau menemaniku ke sarang orang tua itu Kaname?” kata Rio menawari pemuda itu yang bernama Kaname
“yang benar saja? Untuk apa aku kesana. Lagipula yang mereka butuhkan hanya dirimu. Maaf saja yaa” tolak Kaname
“fuuhh… ya sudahlah. Kalau begitu aku akan pergi ke tempat itu sekarang.” Mengambil jas putihnya yang disampirkan di punggung kursi meja kerjanya
“bagaimana denganku?” rengek Shino yang dari tadi merasa terabaikan dari percakapan dua sosok tampan dihadapannya itu
“hahahaha, tenang saja. Dalam perjalanan ke gereja pusat akan aku urus tiketmu. Untuk uang sakumu nanti asistenku yang memberikannya padamu, bagaimana?” kata Rio sembari menepuk kepala Shino
“memang mau kemana kamu sampai memesan tiket segala?” Tanya Kaname yang belum tau apa-apa tentang rencana Shino
“aku mau pergi ke gunung tempat dewa kera berada. Ada yang ingin aku selidiki di sana” jawab Shino yang berbalik menatap Kaname
“apa tidak perlu menunggu kepulangan Sousuke dulu?” Tanya Kaname lagi
“hahahaha, apa aku perlu pengurus yang selalu menjagaku? Aku bisa menjaga diriku kok” kata Shino sambil cemberut karena merasa tidak dipercayai untuk pergi sendirian
“murasame juga ikut Shino, kaaakkk” koak si burung hitam yang dari tadi memakan makanan kecil di meja kerja Rio
Kedua pemuda tampan itu hanya bisa saling menatap. Memang sulit untuk melepas Shino untuk pergi sendirian. Bisa berbahaya karena tampang Shino memang ‘berbahaya’---apa ini maksudnya..???
“apa kalian meragukanku??” Tanya Shino lagi yang masih saja cemberut dengan wajahnya yang menurut mereka berdua, manis luar biasa, eehh????
Anak ini…. Kalau tidak ada Kaname sudah aku peluk dan cium saking menggemaskannya ---batin Rio
Dasar Shino, manis bener kamu kalo cemberut begitu --- batin Kaname
Haduh haduh, ternyata korban Shino bukan cuma Rio ya, hahahaha. Dasar anak yang berdosa
“kami bukannya meragukanmu, hanya saja khawatir dengan keadaanmu” akhirnya Rio duluan yang menjawab
“betul kata Rio, kamu sering tersesat. Bagaimana kalau sampai merepotkan orang lain. Kalau kami sih sudah terbiasa dengan tingkahmu, kalau orang lain???” Tanya Kaname mengiyakan Rio
“jadi kalian lebih memikirkan orang lain dari pada aku? Menyebalkan. Dasar kalian itu. Ya sudah aku pergi saja. Yang penting aku mau tetap pergi. Kalau bisa hari ini juga.” Ujar Shino sambil beranjak pergi dari ruang kerja Rio
Dua pemuda yang ada dihadapanya itu hanya bisa senyum-senyum saja melihat tingkah Shino itu
“oiya Rio, satu hal lagi” kata Shino sebelum mencapai pintu “pesankan aku tiket kereta kelas 1, aku tidak mau kalau kelas yang lain, ayo murasame” sahut Shino yang kemudian pergi untuk mempersiapkan keperluannya
“kaaakkkkk…. Tunggu Shinooooo” jawab gagak hitam itu setelah menghabiskan semua camilan Rio lalu terbang menyusul Shino
Tinggallah dua orang dalam ruangan itu yang saling pandang dan geleng-geleng saja melihat sosok mungil yang baru saja meninggalkan tempat itu
.
.
.
Bagaimana chapter keduanya, mesti makin geje plus ambigu. Maklum, authornya juga seperti itu. Maafkan aku yaa… *nyembah-nyembah
Oke, sampai jumpa di Chapter selanjutnya yaa… bila masih minat tunggu saja postingan saya berikutnya.

TBC

OMAKE
Shino       : sepertinya karakterku disini masih wajar, bagus bagus (sambil mengelus kepala author) *maunyaauthor
Rio           : kau disitu ternyata, pergi dari Shino, aku masih belum memberimu pelajaran
Author    : haduh Rio.. ini kan hanya fanfic, jangan marah kenapa
Rio           : walau fanfic, tetap saja merusak citraku, dasar author sableng, cih
Shino       : hahahahahaha
Author    : dasar, dari chapter pertama ampe sekarang ketawa mulu, liat aja, chapter berikutnya aku bikin OOC, hohohohohoho (ambil langkah seribu alias kabuuuuurrrrr)
Shino       : memang author sarap, awas kamu…. (ngejar author)
Rio           : heh Kaname, kamu juga ngomong sesuatu dong, Kaname…..
Kaname  : (ndengerin music pake earphone)
Rio           : Kuso!!!!

.
.
Jaa ne (~^,^)~____ ~(^,^~)
 .

Rabu, 01 Mei 2013

Revolusi Siam




REVOLUSI MUANGTHAI
            Dalam sejarah Muangthai, revolusi ini sangat penting bagi Negara ini. Revolusi ini sangat penting bagi keadaan dan kehidupan politik dimana setelah terjadinya revolusi ini, dimulailah sejarah modern Muangthai.Sebab-sebab dari revolusi ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek politik, ekonomi, social dan tak lupa pengaruh Barat terhadap Muangthai.
            Sejak masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (1868-1910), Siam (nama sebelum Muangthai) telah menggunakan system cabinet. Raja ini memerintah dengan sangat baik, akan tetapi dengan kekuasaan raja yang mutlak membuat keputusan raja menjadi absolute. Beberapa usaha yang dilakukan oleh raja untuk mensejahterakan rakyatnya kurang tepat sasaran. Seperti mewajibkan semua anak-anak untuk belajar di sekolah dasar bahkan tanpa biaya, sayangnya fasilitas ini hanya dapat dinikmati oleh kalngan tertentu saja.

            Berikutnya, raja juga mencoba untuk memperluas kekuasaan Dewan NEGARA DAN Dewa Legislatif yang telah dibentuk sejak tahun 1895, tetapi kekuasaan lembaga Negara itu hanya sebagai simbolis, karena rajalah yang tetap memegang hak untuk mengangkat para anggota dewan-dewan tersebut.

            Kebijakan yang membuat rakyat kecewa adalah memotong gaji para pegawai dan melakukan pemecata-pemecatan di berbagai bidang di Siam. Tindakan-tindakan yang seperti inilah yang membuat munculnya rasa dendam kepada pemerintah

            Dalam bidag ekonomiterjadi dalam pemerintahan Raja Vajiravudh (1910-1925) dimana kas Negara dalam keadaan krisis karena penggunaan uang Negara yang kurang terkontrol dengan baik. Raja selanjtunya juga mengalami masalah keuangan yang sama, dan untuk mengatasinya raja meminta bantuan dari luar negeri dan tanpa hasil kemudian para kaum nasionalis menuntut penghapusan hak-hak istimewa dan kontrak-kontrak asing di Siam. Tetapi, hal itu juga masih belum memenuhi target dari kas Negara yang krisis. 

            Dari keadaan social di Siam, sampai pada tahun 1931 masih tidak mengalami perubahan yang berarti. Rakyat Siam yang mayoritas bermatapencaharian petani masih tetap terbelakang. Padahal modernisasi di Siam telah dan sedang berlangsung. Dalam bidang perdagangan, rakyat kurang mendapatkan pasar karena telah dikuasai olah bangsa asing, dan yang paling banyak mendominasi adalah Cina. Hal inilah yang membuat semakin banyaknya pengagguran di Siam yang memuat rakyat tidak tahan lagi dengan pemerintah yang ada.

            Pengaruh dari Barat lebih kea rah ilmu pengetahuan. Semakin banyaknya pengetahuan yang masuk ke Siam membuat semakin banykanya kaum intelektual Siam yang berpikiran modern. Mereka berusaha menghapuskan monarkhi absolute dan menggantikannya dengan monarkhi konstitusional yang sesuai dengan zaman modern ini. Pemikiran inilah yang membuat para intelektual Siam bergerak untuk menciptakan Siam yang lebih baik.

            Revolusi Siam dimulai pada awal tahun 1932 dan tepat pada 24 Juni 1932 meletuslah revolusi Siam. Pada saat revolusi sedang berlangsung, raja sedang beristirahat di luar kota Bangkok (pada masa itu Raja Prajadiphok yang berkuasa). Partai Rakyat mengirim ulyimatum yang mengaruskan raja untuk menyetujui ultimatum yang diberikan oleh rakyat itu. 

            Akibat dari ultimatum yang dengan terpaksa disetujui raja itu membuat raja kehilangan hak-hak istimewa kecuali raight of pardon. Selain itu para pangeran tidak boleh menduduki jabatan-jabatan menteri dan jabatan di dalam angtan perang. Selain itu pimpinan pemerintah diambilalih oleh Partai Rakyat.

            Dampak dari revolusi ini membuat golongan komunis orang-orang Cina berusaha mengambil keuntungan dari situasi ini. Melihat situasi seperti ini, pemerintah yang baru itu membuat keputusan baru yang memuat raja akhirnya mendapatkan tiga kekuasaan penting.

            Pertama, raja dapat membubarkan Assembly tanpa persetujuan kabinat tetapi suatu pemilihan baru harus dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan. Kedua, raja mempunyai hak untuk memveto undang-undang, tetapi Assembly dapat mengesampingkan veto tersebut dengan jalan pengambilan suara kedua. Ketiga, raja berhak mengeluarkan dekrit secara mendadak selama dekrit itu ditandatangani oleh menteri yang bersangkutan.

            Adanya situasi yang terus-terusan kurang kondusif menyebabkan raja harus turun tahta pada Bulan Maret 1935 dan pergi ke luar negeri. Pemimpin baru kemudian diambil oleh Phibun Songgram dengan Pridi sebagai menteri keuangan. Kebiajakan yang diambil benar-benar bersifat nasional antara lain memperluas pendidikan, member lapangan pekerjaan dan membatasi kegiatan orang-orang Cina serta beban para petani diringankan. Dan pada tanggal 24 Juni 1939, nama Siam kemudian diganti menjadi Muangthai (Thailand).

fanfic hakkenden chapter 1



Ciossu.

Ini baru fanfic pertamaku, sebelumnya sih pernah bikin, tapi yang isinya tentang hakkenden ini baru pertama kali ini. Maklum, begitu liat anime uda langsung jatuh cinta ama Shino. Habis manis banget. Hahahahaha *ditabok Shino

Oke, kalo nggak keberatan, silahkan baca fanfic ini, mamang geje, tapi ah…sudahlah…..

_Monggo_

“Rio…, minta uang”, rengek cowok berambut ungu dengan wajah yang sangat innocent berusaha meminta dengan gaya yang menggemaskan

“berapa yang kau butuhkan”, jawab pemuda dengan paras tampan dan berambut pirang indah sebahu yang menambah kesempurnaan dari wajahnya yang memang tampan dan berkarisma.

“pokoknya yang banyak, aku minta sekarang” masih dengan wajah manis dan pose imut yang membuat siapa saja akan luluh dengan tingkahnya yang menggoda iman itu

“hanya itu yang kamu butuhkan? Tidak ada lagi?” jawab pemuda pirang yang kini menatap lekat wajah manis pemuda yang ada dihadapannya.

“sebenarnya ada satu hal lagi, aq ingin kau menceritakan sesuatu untukku, apa kau punya waktu, Rio?” Tanya pemuda dengan tubuh mungilnya yang membuat siapa saja tergoda untuk memeluknya kepada pria pirang yang kini terus saja menatap lekat dirinya

“tentu saja, kau boleh memiliki waktuku sebanyak apapun, asalkan ka terus bersama denganku Shino” ujar Rio sambil mengelus wajah Shino dengan tangan halusnya itu

“berhentilah bertingkah seperti itu, membuatku merinding tau” elak Shino yang muncul semburat merah di wajah manisnya itu

“hahahaha, aku sangat menyukai reaksimu itu, benar-benar manis, saking manisnya aku hampir tidak kuat menahan diriku untuk memakanmu” ujar Rio sembari menempelkan kedua tangannya di masing-masing pipi wajah yang manis dan memerah itu

“sudahlah, berhentilah mengerjaiku seperti ini, apa kau tidak bosan selalu saja seperti ini?” elak Shino sembari mundur dan menjauhkan dirinya dari makhluk tampan yang ada di depannya itu

Puas mengerjai sosok mungil nan manis yang ada di depannya itu Rio kemudian beranjak ke meja kerjanya dan kembali mengenyakkan di di sana

“lalu, apa yang inginkan dariku Shino?” ujar Rio kemudian

“aku ingin tahu, apa yang terjadi di gunung ini” kata Shino seraya mengeluarkan potongn Koran dari dalam sakunya

Dilihatnya gambar yang ada di potongan itu. Terdapat 5 sosok dalam foto itu yang merupakan pendaki gunung di salah satu desa yang cukup jauh dari rumah itu.

“apa yang ingin kau ketahui?” Tanya Rio sembari menatap mata hijau kekuningan yang sangat indah yang dimiliki oleh Shino

“apa yang terjadi sehingga orang-orang ini menghilang, kau mungkin tahu apa yang terjadi. Tidak, aku yakin kau pastilah mengerti mengapa hal ini terjadi dengan mereka. Bisakah kau menceritakannya kepadaku? Ujar Shino menuntut kejelasan

Melihat sosok mungil yang terbalut pakaian sailor putih yang tampak sangat manis itu benar-benar membuat Rio hamper hilang kendali. Ditatapnya wajah serius Shino yang membuat Rio semakin sulit saja mengendalikan dirinya. Fuuh…, memang kehadiran Shino ini merupakan ujian tersendiri baginya yang tenyata sangat memenuhi criteria sebagai uke baginya.

“jika kau ingin aku cerita, kemarilah. Duduk di pangkuanku” goda Rio sambil mengeluarkan senyuman mautnya kepada Shino

“yang benar saja, memangnya aku anak kecil yang harus diperlakukan seperti itu. Jangan bercanda” bentak Shino yang ternyata wajah manisnya kini berubah semerah tomat.

Memang tidak akan pernah bosan mengerjai makhluk manis ini…batin Rio 

“baiklah, setahuku mereka meninggal sesaat setelah mendaki dan menuruni gunung yang ada di desa itu. Desa itu sangat kekurangan air dan kini semakin sedikit penduduknya yang tinggal di sana. Kebanyakan dari penduduk telah pergi untuk mencari kehidupan dan sumber alam yang lebih memadai. Menurut kabar angin, di gunung itu selalu saja tertutup awan hitam yang diperkirakan oleh penduduk sekitar adalah hujan yang selalu turun hanya di gunung itu” jelas Rio panjang lebar

Shino yang mendengar dengan penuh minat tentang apa yang dijelaskan oleh Rio. Mendengar itu Shino ingin memastikan apa yang selalu dicarinya selama ini ada di desa itu atau tidak.

“lalu, apa yang terjadi dengan mereka? Mengapa mereka semua meninggal setelah mendaki gunung itu. Apa ada yang aneh dengan gunung itu?” Tanya Shino yang masih saja berdiri di balik meja kerja Rio

“menurut legenda” memindahkan tangan kanannya yang kini digunakan sebagai penopang dagunya yang indah. “di gunung itu tingga seorang dewa kera yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Mungkin saja dewa kera itu tidak menghendaki adanya manusia yang masuk ke daerah kekuasaannya. Itu sebabnya para pendaki itu jatuh sakit dan kemudian meninggal” jelas Rio

Mendengar penjelasan Rio membuat Shino semakin mantap akan keputusannya. 
.
Apa yang akan dilakukan Shino? 
.
Dan apakah Rio mampu mengendalikan diri terhadap cobaan dunia yang kini sedang serius memikirkan sesuatu di hadapannya. 
.
Kasihan Rio, harus berhadapan dengan Shino yang sangat manis itu. Doakan saja pikirannya lebih kuat daripada hatinya, hahahaha (maksudnyaaaa)
.
Mau tunggu kelanjutannya? Tunggu chapter berikutnya ya….
.
Maaf jika masih abal dan buruk sekali dalam pendeskripsian, maklum ini baru fanfic ku yang pertama, jadi harap maklum ya.
.
Saya juga mengarapkan saran dan review dari kalian semua, hehehe (agak meksa juga ni :p) mungkin sekedar inspirasi untuk cerita ini.

.

Sampai ketemu di chapter berikutnya yaa…

.

TBC

OMAKE

Shino               : hahahaha, gak bisa ngebayangin kalo Rio kayak gitu (tertawa sambil menunjuk Rio)
Rio                 : puas kau,(menjitak kepala Shino) dan kau….(berbalik memandang author)
Author           : *gleekkk perasaanku gak enak ni
Rio                 : kenapa aq jadi seperti ini, jelaskan…(bentak Rio sambil membawa parang, keris, tombak, pedang, panah, clurit, dan pisau dapur____ada apa ini)
Author           : baik pembaca, sebelum saya kenapa-kenapa saya harus menyelamatkan diri dulu, oke, dadah…..(ambil langkah seribu)
Rio                 : author sialaaaaan…… (melempar semua senjatanya tapi sayang sekali gak ada yang kena)
Shino             : hahahahahahahahaha, perutku gak kuaaatt (sambilmemegang perutnya_ *puas banget si Shino yaa -,-a
.
.
Jaa ne (~^,^)~____ ~(^,^~)