Sebelumnya, saya sangat
berterima kasih kepada Steve Jobs dapat membagi pengalaman dan juga kenangannya
kepada kami. Sungguh pidato yang sangat menggunggah kami, terutama saya untuk
lebih memahami dan menjalani kehidupan ini. Bagaimana tidak? Setelah saya
mendengar pidato anda tadi, saya langsung mencoba mengingat kejadian yang
pernah saya alami dan mulai berfikir seperi Anda. Selama proses memutar kembali
memori yang ada, saya sekali lagi mulai mengingat apa yang harus say lakukan
untuk ke depannya. Untuk itu, sebagai pendengar Anda yang sangat terpukau
dengan pidato Anda, saya ingin membagi kenangan saya dan memberikan keputusan
saya untuk menjalani kehidupan saya selanjutnya.
Saya
memang bukan anak adopsi, dan saya sangat lega mengetahui bahwa saya bukanlah
anaka adopsi. Karena, saya sangat menyanyangi keluarga ini terutama kedua orang
tua saya. Mungkin Anda pernah mendengar pepatah ini “anak adalah anugrah
terindah”, tetapi bagi saya “memilki cinta kasih dan komunikasi yang baik
dengan keluarga merupakan anugrah yang lebih indah”. Hal inilah yang ditanamkan
oleh Ayah saya dari kecil, sehingga konsep tersebut tetap melekat pada saya
sampai tumbuh dewasa seperti saat ini.
Pendapat
anda mengenai “lakukan apa yang ingin kau lakukan asalkan kau mencintainya”.
Saya sangat setuju dengan hal tersebut. Konsep yang serupa juga ditanamkan oleh
Ayah saya dalam menjalani kehidupan ini, dalam hal ini lebih kea rah
pendidikan. Setelah lulus SMP (Sekolah Menengah Pertama), dimana orang
tua-orang tua di waktu itu lebih memilihkan anak-anaknya untuk bersekolah di
SMA saja dibandingkan SMK, saya lebih cenderung untuk memilih melanjutkan ke
SMK. Perlu diketahui, di masa itu orang tua gengsi menyekolahkan anaknya ke SMK
daripada SMA. Mereka mengatakan bahwa sekolah di SMK itu pendidikannya jelek,
mereka begitu lulus hanya bisa kerja, kerja saja hanya pekerja rendahan. Memang
banyak sekali anggapan seperti itu di kalangan masyarakat, terutama di keluarga
saya.
Disinilah
komunikasi antara anak dan orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Saya
berdiskusi dengan kedua orang tua saya dan beranggapan percuma saya masuk SMA
karena hati saya sudah ingin bersekolah di SMK. Dalam hal ini ayah saya
menanyakan jurusan apa yang ingin saya ambil untuk di SMK. Dengan tegas saya
mengatakan ingin mengambil jurusan akuntansi. Alasan ini dikarenakan pekerjaan
ayah saya yang seorang pegawai bank yang sangat dekat dengan pembukuan membuat
saya sangat menyukai hitung-hitungan, terutama pembukuan. Dengan menimbang
alasan tersebut dan melihat bahwa lulusan SMK tidak hanya begitu lulus hanya
bekerja, melainkan dapat melanjutkan ke bangku kuliah, serta melihat
nilai-nilai matematika saya terutama di bidang perbungaan sangat baik, mereka
akhirnya setuju dengan keputusan saya dan terus membimbing saya di SMK jurusan
Akuntansi.
Keluarga
saya selalu mempertanyakan mengenai keputusan saya dan orang tua saya untuk
menyekolahkan saya di SMK bukan di SMA. Presepsi mereka mengenai SMK masih
awam. Karena itu sedikit demi sedikit orang tua saya menjelaskan kepada mereka
mengenai keuntungan bersekolah di SMK, sedangkan saya juga membuktikan kepada
mereka bahwa dengan menjalani pendidikan yang memang membuat saya nyaman dan
saya sukai ini lebih dapat membuat saya menangkap pelajaran yang diberikan oleh
guru. Hal ini dibuktikan dengan nilai saya selama belajar di SMK sungguh sangat
memuaskan, bahkan di pelajaran kejuruan, nilai-nilai yang saya terima memang
patut saya dan orang tua banggakan.
Mengetahui
nilai dan kemampuan saya di bidang akuntansi yang sangat baik tersebut membuat
keluarga saya sadar bahwa lulusan SMK itu tidak lagi dianggap remeh. Bahkan
saudara saya yang seorang dosen menawarkan bangku kuliah di jurusan Akuntansi
di Universitas Airlangga Surabaya.
Senang
karena membuat citra bersekolah di SMK menjadi baik di mata keluarga saya
membuat saya senang sekali. Akan tetapi, setelah saya menyelesaikan hal yang
saya senangi dengan lancar, saya mulai ingin mencoba menjalani kesenangan saya
yang lain dan ingin menikmatinya.
Seperti
yang telah diketahi, saya lulus dengan nilai yang sangat baik. Kesenangan saya
mulai berganti ke sejarah. Sebenarnya, saya menyukai pelajaran IPS dari SMP,
tetapi karena tertutup oleh keingin akuntansi saya, jadi baru dapat saya
realisasikan setelah lulus dari SMK. Cara yang saya gunakan untuk mencapai ini
tidaklah mudah. Karena saya harus mengikuti SNMPTN dimana soal-soal yang
diajukan merupakan pelajaran SMA dimana pelajaran yang diajarkan antara SMA
dengan SMK sangat berbeda. Tetapi, dengan niat dan dukungan dari kedua orang tua
saya dalam mendukung keputusan saya ini membuat saya mampu melewati ujian ini
dengan baik dan dapat lulus serta diterima di jurusan dan juga universitas yang
saya inginkan.
Sekali
lagi, dengan konsep melakukan apa yang kalian senangi dalam melakukan sesuatu
sangat membantu saya dalam menjalani pendidikan yang saya tempuh. Tetap nekat
seperti yang Anda katakan walaupu hal tersebut bertolah belakang dengan apa
yang sebelumnya anda lakukan. Karena itulah tanpa melupakan apa yang telah
terjadi dan memikirkan apa yang ingin selanjutnya dilakukan, bahwa dengan
“cinta” semua bisa dikerjakan asalkan kita mampu mempertahankannya dan
melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tak lupa, dengan dukungan dari kedua orang
tua yang kita kasihi.
Demikian
hal ingin saya utarakan kepada Anda, seperti yang saya katakana sebelumnya,
pidato Anda ini sangat penting terutama bagi kaum muda untuk dapat menjalani
kehidupannya dengan lebih baik.
Sekian
dari, semoga Anda sehat selalu
Salam
Fitria Rully Chasanah
setuju bang
BalasHapus