Selasa, 05 Maret 2013

Tanggapan untuk surat Steve Jobs

Sebelumnya, saya sangat berterima kasih kepada Steve Jobs dapat membagi pengalaman dan juga kenangannya kepada kami. Sungguh pidato yang sangat menggunggah kami, terutama saya untuk lebih memahami dan menjalani kehidupan ini. Bagaimana tidak? Setelah saya mendengar pidato anda tadi, saya langsung mencoba mengingat kejadian yang pernah saya alami dan mulai berfikir seperi Anda. Selama proses memutar kembali memori yang ada, saya sekali lagi mulai mengingat apa yang harus say lakukan untuk ke depannya. Untuk itu, sebagai pendengar Anda yang sangat terpukau dengan pidato Anda, saya ingin membagi kenangan saya dan memberikan keputusan saya untuk menjalani kehidupan saya selanjutnya.

            Saya memang bukan anak adopsi, dan saya sangat lega mengetahui bahwa saya bukanlah anaka adopsi. Karena, saya sangat menyanyangi keluarga ini terutama kedua orang tua saya. Mungkin Anda pernah mendengar pepatah ini “anak adalah anugrah terindah”, tetapi bagi saya “memilki cinta kasih dan komunikasi yang baik dengan keluarga merupakan anugrah yang lebih indah”. Hal inilah yang ditanamkan oleh Ayah saya dari kecil, sehingga konsep tersebut tetap melekat pada saya sampai tumbuh dewasa seperti saat ini.

            Pendapat anda mengenai “lakukan apa yang ingin kau lakukan asalkan kau mencintainya”. Saya sangat setuju dengan hal tersebut. Konsep yang serupa juga ditanamkan oleh Ayah saya dalam menjalani kehidupan ini, dalam hal ini lebih kea rah pendidikan. Setelah lulus SMP (Sekolah Menengah Pertama), dimana orang tua-orang tua di waktu itu lebih memilihkan anak-anaknya untuk bersekolah di SMA saja dibandingkan SMK, saya lebih cenderung untuk memilih melanjutkan ke SMK. Perlu diketahui, di masa itu orang tua gengsi menyekolahkan anaknya ke SMK daripada SMA. Mereka mengatakan bahwa sekolah di SMK itu pendidikannya jelek, mereka begitu lulus hanya bisa kerja, kerja saja hanya pekerja rendahan. Memang banyak sekali anggapan seperti itu di kalangan masyarakat, terutama di keluarga saya.

            Disinilah komunikasi antara anak dan orang tua memiliki peranan yang sangat penting. Saya berdiskusi dengan kedua orang tua saya dan beranggapan percuma saya masuk SMA karena hati saya sudah ingin bersekolah di SMK. Dalam hal ini ayah saya menanyakan jurusan apa yang ingin saya ambil untuk di SMK. Dengan tegas saya mengatakan ingin mengambil jurusan akuntansi. Alasan ini dikarenakan pekerjaan ayah saya yang seorang pegawai bank yang sangat dekat dengan pembukuan membuat saya sangat menyukai hitung-hitungan, terutama pembukuan. Dengan menimbang alasan tersebut dan melihat bahwa lulusan SMK tidak hanya begitu lulus hanya bekerja, melainkan dapat melanjutkan ke bangku kuliah, serta melihat nilai-nilai matematika saya terutama di bidang perbungaan sangat baik, mereka akhirnya setuju dengan keputusan saya dan terus membimbing saya di SMK jurusan Akuntansi.

            Keluarga saya selalu mempertanyakan mengenai keputusan saya dan orang tua saya untuk menyekolahkan saya di SMK bukan di SMA. Presepsi mereka mengenai SMK masih awam. Karena itu sedikit demi sedikit orang tua saya menjelaskan kepada mereka mengenai keuntungan bersekolah di SMK, sedangkan saya juga membuktikan kepada mereka bahwa dengan menjalani pendidikan yang memang membuat saya nyaman dan saya sukai ini lebih dapat membuat saya menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dibuktikan dengan nilai saya selama belajar di SMK sungguh sangat memuaskan, bahkan di pelajaran kejuruan, nilai-nilai yang saya terima memang patut saya dan orang tua banggakan.

            Mengetahui nilai dan kemampuan saya di bidang akuntansi yang sangat baik tersebut membuat keluarga saya sadar bahwa lulusan SMK itu tidak lagi dianggap remeh. Bahkan saudara saya yang seorang dosen menawarkan bangku kuliah di jurusan Akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya.

            Senang karena membuat citra bersekolah di SMK menjadi baik di mata keluarga saya membuat saya senang sekali. Akan tetapi, setelah saya menyelesaikan hal yang saya senangi dengan lancar, saya mulai ingin mencoba menjalani kesenangan saya yang lain dan ingin menikmatinya.

            Seperti yang telah diketahi, saya lulus dengan nilai yang sangat baik. Kesenangan saya mulai berganti ke sejarah. Sebenarnya, saya menyukai pelajaran IPS dari SMP, tetapi karena tertutup oleh keingin akuntansi saya, jadi baru dapat saya realisasikan setelah lulus dari SMK. Cara yang saya gunakan untuk mencapai ini tidaklah mudah. Karena saya harus mengikuti SNMPTN dimana soal-soal yang diajukan merupakan pelajaran SMA dimana pelajaran yang diajarkan antara SMA dengan SMK sangat berbeda. Tetapi, dengan niat dan dukungan dari kedua orang tua saya dalam mendukung keputusan saya ini membuat saya mampu melewati ujian ini dengan baik dan dapat lulus serta diterima di jurusan dan juga universitas yang saya inginkan.

            Sekali lagi, dengan konsep melakukan apa yang kalian senangi dalam melakukan sesuatu sangat membantu saya dalam menjalani pendidikan yang saya tempuh. Tetap nekat seperti yang Anda katakan walaupu hal tersebut bertolah belakang dengan apa yang sebelumnya anda lakukan. Karena itulah tanpa melupakan apa yang telah terjadi dan memikirkan apa yang ingin selanjutnya dilakukan, bahwa dengan “cinta” semua bisa dikerjakan asalkan kita mampu mempertahankannya dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tak lupa, dengan dukungan dari kedua orang tua yang kita kasihi.

            Demikian hal ingin saya utarakan kepada Anda, seperti yang saya katakana sebelumnya, pidato Anda ini sangat penting terutama bagi kaum muda untuk dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik.
            
 Sekian dari, semoga Anda sehat selalu

Salam


Fitria Rully Chasanah

1 komentar: