Rabu, 01 Mei 2013

Revolusi Siam




REVOLUSI MUANGTHAI
            Dalam sejarah Muangthai, revolusi ini sangat penting bagi Negara ini. Revolusi ini sangat penting bagi keadaan dan kehidupan politik dimana setelah terjadinya revolusi ini, dimulailah sejarah modern Muangthai.Sebab-sebab dari revolusi ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek politik, ekonomi, social dan tak lupa pengaruh Barat terhadap Muangthai.
            Sejak masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (1868-1910), Siam (nama sebelum Muangthai) telah menggunakan system cabinet. Raja ini memerintah dengan sangat baik, akan tetapi dengan kekuasaan raja yang mutlak membuat keputusan raja menjadi absolute. Beberapa usaha yang dilakukan oleh raja untuk mensejahterakan rakyatnya kurang tepat sasaran. Seperti mewajibkan semua anak-anak untuk belajar di sekolah dasar bahkan tanpa biaya, sayangnya fasilitas ini hanya dapat dinikmati oleh kalngan tertentu saja.

            Berikutnya, raja juga mencoba untuk memperluas kekuasaan Dewan NEGARA DAN Dewa Legislatif yang telah dibentuk sejak tahun 1895, tetapi kekuasaan lembaga Negara itu hanya sebagai simbolis, karena rajalah yang tetap memegang hak untuk mengangkat para anggota dewan-dewan tersebut.

            Kebijakan yang membuat rakyat kecewa adalah memotong gaji para pegawai dan melakukan pemecata-pemecatan di berbagai bidang di Siam. Tindakan-tindakan yang seperti inilah yang membuat munculnya rasa dendam kepada pemerintah

            Dalam bidag ekonomiterjadi dalam pemerintahan Raja Vajiravudh (1910-1925) dimana kas Negara dalam keadaan krisis karena penggunaan uang Negara yang kurang terkontrol dengan baik. Raja selanjtunya juga mengalami masalah keuangan yang sama, dan untuk mengatasinya raja meminta bantuan dari luar negeri dan tanpa hasil kemudian para kaum nasionalis menuntut penghapusan hak-hak istimewa dan kontrak-kontrak asing di Siam. Tetapi, hal itu juga masih belum memenuhi target dari kas Negara yang krisis. 

            Dari keadaan social di Siam, sampai pada tahun 1931 masih tidak mengalami perubahan yang berarti. Rakyat Siam yang mayoritas bermatapencaharian petani masih tetap terbelakang. Padahal modernisasi di Siam telah dan sedang berlangsung. Dalam bidang perdagangan, rakyat kurang mendapatkan pasar karena telah dikuasai olah bangsa asing, dan yang paling banyak mendominasi adalah Cina. Hal inilah yang membuat semakin banyaknya pengagguran di Siam yang memuat rakyat tidak tahan lagi dengan pemerintah yang ada.

            Pengaruh dari Barat lebih kea rah ilmu pengetahuan. Semakin banyaknya pengetahuan yang masuk ke Siam membuat semakin banykanya kaum intelektual Siam yang berpikiran modern. Mereka berusaha menghapuskan monarkhi absolute dan menggantikannya dengan monarkhi konstitusional yang sesuai dengan zaman modern ini. Pemikiran inilah yang membuat para intelektual Siam bergerak untuk menciptakan Siam yang lebih baik.

            Revolusi Siam dimulai pada awal tahun 1932 dan tepat pada 24 Juni 1932 meletuslah revolusi Siam. Pada saat revolusi sedang berlangsung, raja sedang beristirahat di luar kota Bangkok (pada masa itu Raja Prajadiphok yang berkuasa). Partai Rakyat mengirim ulyimatum yang mengaruskan raja untuk menyetujui ultimatum yang diberikan oleh rakyat itu. 

            Akibat dari ultimatum yang dengan terpaksa disetujui raja itu membuat raja kehilangan hak-hak istimewa kecuali raight of pardon. Selain itu para pangeran tidak boleh menduduki jabatan-jabatan menteri dan jabatan di dalam angtan perang. Selain itu pimpinan pemerintah diambilalih oleh Partai Rakyat.

            Dampak dari revolusi ini membuat golongan komunis orang-orang Cina berusaha mengambil keuntungan dari situasi ini. Melihat situasi seperti ini, pemerintah yang baru itu membuat keputusan baru yang memuat raja akhirnya mendapatkan tiga kekuasaan penting.

            Pertama, raja dapat membubarkan Assembly tanpa persetujuan kabinat tetapi suatu pemilihan baru harus dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan. Kedua, raja mempunyai hak untuk memveto undang-undang, tetapi Assembly dapat mengesampingkan veto tersebut dengan jalan pengambilan suara kedua. Ketiga, raja berhak mengeluarkan dekrit secara mendadak selama dekrit itu ditandatangani oleh menteri yang bersangkutan.

            Adanya situasi yang terus-terusan kurang kondusif menyebabkan raja harus turun tahta pada Bulan Maret 1935 dan pergi ke luar negeri. Pemimpin baru kemudian diambil oleh Phibun Songgram dengan Pridi sebagai menteri keuangan. Kebiajakan yang diambil benar-benar bersifat nasional antara lain memperluas pendidikan, member lapangan pekerjaan dan membatasi kegiatan orang-orang Cina serta beban para petani diringankan. Dan pada tanggal 24 Juni 1939, nama Siam kemudian diganti menjadi Muangthai (Thailand).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar